Rabu, 24 Februari 2021

Sejarah Kerajaan Perlak

Kerajaan Perlak merupakan salah satu kerajaan agama Islam di wilayah Indonesia yang telah memerintah antara 840 dan 1292 di wilayah Peureulak di Aceh Timur.

Perlak atau Peureulak dapat dikenal sebagai area sebuah produksi untuk kayu perlak, jenis kayu ini begitu yang sangat cocok sebagai pembuatan kapal, itulah sebabnya daerah ini dikenal sebagai Negeri Perlak.

Karena produk alami dan posisi yang begitu strategisnya, Perlak berkembang menjadi pelabuhan perdagangan canggih di abad ke-8, yang dikunjungi oleh kapal-kapal dari negara-negara Arab dan Persia. Ini mengarah pada pengembangan komunitas Islam di daerah ini, terutama sebagai hasil dari pernikahan campuran antara pedagang Muslim dan wanita asli.

Sejarah Kerajaan Perak
Sejarah Kerajaan Perlak


Sejarah Kerajaan Perak

Sebelum berdirinya dalam Kesultanan Perlak, suatu kerajaan yang begitu sangat sederhana yakni bernama Kerajaan Perlak yang telah didirikan di bagian tanah Perlak. Raja yang telah berkuasa di dalam kerajaan ini dan dapat dimahkotai Meurah, yakni seperti Maharaja.

Dalam perkembangan Perlak yakni lebih baik ketika dalam Kerajaan Perlak yang telah dipimpin dengan seorang Pangeran Salman, pangeran tersebut mempunyai suatu darah Kisra Persia. Keturunan Pangeran Salman ini kemudian menikah dengan Muhammad Ja’far Shiddiq dan akhirnya menjadi cikal bakal dalam sebuah Kesultanan Perlak.

Perlak merupakan sebuah kesultanan yang pertama di wilayah kepulauan negara Indonesia, menurut Wan Hussein Azmi. Pendapat Wan Hussein Azmi yakni telah didasarkan dalam sebuah rekaman Idhar Al-Haq.

Dalam manuskrip Melayu kuno yang telah ditulis dengan Abu Ishak Makarani Al-Fasy. Menurut Idhar Al-Haq telah merapat sekitar 790 perahu layar di wilayah Bandara Perlak.

Kapal layar telah membawa seratus Jurudakwah, dan telah dipimpin dengan Nahkodakhalifah, yang berasal dari Teluk Kambay di Gujarat. Merupakan salah satu pengkhotbah adalah Ali Bin Muhammad Ja’far Shiddiq.

Dia ialah teramsuk seorang Muslim Syiah yang telah memberontak terhadap khalifah Makmun. Dalam pemberontakan tersebut, Ali bin Muhammad Ja’far Shiddiq talah menderita sebuah kekalahan.

Khalifah Makmun tidak dapat memberikan sebuah hukuman yang terlalu berat. Khalifah Makmun baru saja memerintahkan Ali ibn Muhammad Ja’far Shiddiq untuk berkhotbah di luar negeri. Karena alasan ini, Ali bin Muhammad Ja’far Shiddiq bergabung dengan kelompok seratus ulud yang datang ke nusantara.

Setelah Ali bin Muhammad Ja’far Shiddiq berlabuh di pelabuhan Perlak, ia menikahi putri Istana Perlak. Putra pertama dari pernikahan antara Ali bin Muhammad Ja’far Shiddiq adalah orang yang kemudian diangkat sebagai sultan pertama di wilayah Kesultanan Perlak.

Perkembangan dan Pergolakan Kerajaan Perlak

Sultan yang pertama yakni Perlak merupakan seorang kesultanan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah, yakni seorang Syiah dan termasuk keturunan Arab dengan perempuan asli yang dapat mendirikan Kesultanan Perlak pada 1 Muharram 225 H. 

Dia telah mengubah sebuah nama ibukota dalam kerajaan Bandar Perlak di wilayah Bandar Khalifah. Sultan dan istrinya, mendapatkan seorang Putri yang bernama Meurah Mahdum Khudawi kemudian dimakamkan di Peureulak, Paya Meuligo, Aceh Timur.

Dalam masa pemerintahan kesultanan yang ketiga, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah, kaum Sunni telah mulai memasuki Perlak. Setelah atas kematian Sultan dalam tahun 363 M, ada perang saudara antara Syiah dan Sunni, sehingga tidak ada sultan selama dua tahun ke depan.

Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah telah meninggal ketika kerajaan Sriwijaya Perlak menyerang dan bersatu kembali di bawah kepemimpinan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Sovereign, yang telah melanjutkan sebuah pertempuran melawan Srivijaya sampai 1006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar